https://www.youtube.com/watch?v=JDrS3tlA0-o
https://www.youtube.com/watch?v=Kl-udTSY15E
SELEKSI INDUK DAN PEMIJAHAN IKAN GABUS
1. Informasi Pokok
a.
Pengantar
Ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat saat, pada
awalnya merupakan ikan-ikan liar yang mendiami perairan umum. Hal
tersebut dapat dilakukan karena adanya upaya manusia dalam kegiatan manipulasi
habitat sehingga dengan demikian ikan-ikan yang awalnya hanya dapat hidup,
ditemui serta berkembang di perairan umum maka dapat dibiakkan di habitat yang
dibuat secara sengaja oleh manusia.
Upaya pengadaan induk ikan yang memiliki kriteria
sebagai induk introduksi, maka upaya pengadaan induk dari alam merupakan
kegiatan yang mutlak dilakukan untuk mengembangkan jenis ikan tersebut. Salah
satu ikan yang dimaksud adalah ikan gabus.
Induk ikan gabus yang didapatkan dari alam terlebih
dahulu didomestikasi, yaitu kegiatan penjinakan ikan. Maksudnya adalah kegiatan pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara mengambil dari alam kemudian dipelihara alam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan. Namun lebih
mudah lagi jika induk yang akan digunakan untuk proses pembenihan adalah induk
yang dihasilkan dari kegiatan budidaya.
b. Penetapan Seleksi Induk dan Pemijahan Ikan
Gabus
1). Ciri-ciri dan Kriteria Induk
Jantan dan Betina Yang Baik Dijelaskan
Seleksi induk merupakan tahap awal
dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan keberhasilan produksi.
Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh sehingga produktivitas usaha budi daya ikan
optimal. Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudah dengan
memperhatikan karakter fenotipenya atau dengan melakukan program
breeding untuk meningkatkan nilai
pemuliaan ikan budidaya. Induk ikan yang unggul akan menghasilkan
benih ikan yang unggul.
Induk ikan
yang unggul pada setiap kegiatan usaha budidaya ikan dapat berasal dari hasil
budidaya atau menangkap ikan di alam. Karakteristik induk yang unggul untuk
setiap jenis ikan sangat berbeda. Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh para pembudidaya ikan
dalam melakukan seleksi induk agar tidak terjadi penurunan mutu induk antara
lain sebagai berikut :
1.
Mengetahui asal usul induk.
2. Melakukan pencatatan data tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu
pertama kali dilakukan pemijahan
sampai usia produktif.
3. Melakukan
seleksi induk berdasarkan kaidah genetik.
4. Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya
sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi.
Mengurangi kemungkinan perkawinan
sedarah untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam
proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi.
Seleksi
induk ikan bertujuan untuk
memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan.
Oleh karena itu, dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan
dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan
pemuliaan ikan.
Tujuan
dari
pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana
benih unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi
agar dapat meningkatkan produktivitas.
Produktivitas
dalam budidaya ikan dapat ditingkatkan
dengan
beberapa cara yaitu:
- Ekstensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil budi daya dengan memperluas lahan budi daya.
- Intensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil dengan meningkatkan hasil persatuan luas dengan melakukan manipulasi terhadap faktor internal dan eksternal.
Induk ikan gabus yang akan
dipijahkan, harus dapat membedakan dari sisi jenis kelamin karena hal ini
berhubungan erat dengan efektifitas kegiatan pemijahan. Ciri – ciri antara ikan
gabus jantan dan betina tersaji pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Ciri –
ciri induk ikan gabus jantan dan betina
No.
|
Jantan
|
Betina
|
1
|
Bentuk kepala lonjong
|
Bentuk kepala bulat
|
2
|
Warna tubuh lebih gelap
|
Warna tubuh terang
|
3
|
Lubang kelamin memerah
|
Perut membesar dan lembek
|
4
|
Bentuk tubuh langsing
|
Bentuk tubuh membulat dan lebih
pendek
|
5
|
Pergerakan lebih gesit
|
Pergerakan lambat
|
6
|
Bila diurut akan keluar cairan
putih
|
Bila diurut akan keluar telur
|
Sumber : Anonymous (2011)
Kriteria ikan gabus yang disarankan untuk acuan induk
atau kriteria sebagai induk antara lain :
1. Memiliki
organ tubuh yang lengkap
2. Komposisi
sisik utuh / tidak banyak yang lepas
3. Warna cerah
/ tidak pucat ataupun kehitaman
4. Sehat dan
tidak ada luka di tubuhnya
5. Baik jantan
maupun betina minimal berumur 8 bulan (bila dari hasil budidaya sendiri)
7. Pergerakan
gesit
2). Karakteristik Induk Jantan dan
Betina Yang Siap Pijah Dideskripsi
Untuk dapat melakukan pemijahan ikan
pada beberapa jenis ikan budidaya maka harus memahami tentang tingkat
kematangan gonad dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap kematangan gonad. Hal ini harus
dipelajari karena tingkat kematangan
gonad ikan sangat mempengaruhi
keberhasilan pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak diketemukan
hormon-hormon perangsang pertumbuhan dan pematangan
gonad, namun tetap saja membutuhkan waktu dalam proses pertumbuhan
dan pematangannya.
Tingkat kematangan gonad ikan dapat dideteksi dengan
melihat tanda-tanda morfologi dan fisiologi
sel telur atau sel sperma. Tanda- tanda morfologis ikan matang
gonad untuk ikan betina antara lain
gerakannya lamban, perut gembung, perut bila
diraba terasa lunak, kulit kadang kelihatan memerah, kadang-kadang
telur telah
keluar pada lubang genital, lubang genital memerah.
Sedangkan
tanda-tanda ikan jantan matang gonad secara morfologis
antara lain ikan lebih langsing dibanding ikan betina, gerakannya lincah, bila diurut kearah lubang genital cairan seperti susu akan keluar. Tanda-tanda sel sperma matang antara lain warna kental seperti susu/santan, organ sperma telah lengkap, motilitas tinggi, kenormalan lebih dari 90%.
antara lain ikan lebih langsing dibanding ikan betina, gerakannya lincah, bila diurut kearah lubang genital cairan seperti susu akan keluar. Tanda-tanda sel sperma matang antara lain warna kental seperti susu/santan, organ sperma telah lengkap, motilitas tinggi, kenormalan lebih dari 90%.
Di
samping kesehatan, kenormalan ikan merupakan unsur
yang penting juga, karena faktor ini akan diturunkan kepada anaknya. Pada saat pemilihan induk ikan matang
gonad usahakan induk ikan tidak stres. Jika induk ikan stres walaupun
kematangan gonadnya sudah memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak akan
memijah. Jika demikian
keadaannya pemijahan ikan bisa tertunda atau
malah tidak jadi memijah, yang akhirnya telur ikan akan terserap kembali
atau atresia.
Induk dinamakan siap pijah ( kawin ) apabila memiliki kriteria bahwa
induk tersebut sudah matang gonad, baik induk jantan maupun induk betina.
Apabila induk tersebut belum matang gonad dan dipersiapkan di bak pemijahan
maka induk tersebut tidak akan bisa memijah bahkan akan terjadi perkelahian
antara satu dengan yang lainnya.
Pemahaman terhadap kondisi induk ikan gabus yang benar
– benar matang gonad sangatlah diperlukan. Untuk itulah dibutuhkan ketelitian
dalam hal pengamatan kondisi kematangan gonadnya. Hal ini dimaksudkan agar
proses pemijahan yang diharapkan lebih maksimal.
Karakteristik induk ikan gabus yang telah matang gonad
dan siap untuk dipijahkan, yaitu :
1. Jantan
-
Pergerakan lebih agresif
-
Bila diurut ke bagian anus maka akan mengeluarkan
cairan putih
-
Lubang genital memerah dan membuka
2. Betina
-
Perutnya membesar dan lembek
-
Posisi sisik agak membuka
-
Lubang genital memerah dan membuka
3). Metode
dan Proses Pemijahan Ditentukan
Pemijahan adalah proses perkawinan
antara ikan jantan dan betina.
Dalam budi daya ikan teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam
cara, yaitu :
Dalam budi daya ikan teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam
cara, yaitu :
1. Pemijahan
ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah
(tanpa
pemberian rangsangan hormon).
2. Pemijahan
ikan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi
dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat
kematangan gonad, tetapi proses
ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam.
3. Pemijahan
ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon
untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya
dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/ pengurutan.
Pemijahan ikan budidaya dapat dilakukan dengan cara tradisional, semi intensif ataupun intensif. Dengan melakukan pengembangbiakan ikan maka ketersediaan benih ikan secara kualitas dan
kuantitas akan memadai. Penyediaan benih ikan budidaya saat ini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan
cara menangkap benih ikan dari alam (sungai, danau, laut, dan sebagainya)
atau dengan cara melakukan proses pemijahan ikan di dalam wadah budidaya.
Pemijahan
ikan
budidaya di dalam wadah budidaya dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu pemijahan ikan secara alami, pemijahan ikan secara semi buatan, dan pemijahan ikan secara buatan. Pemijahan ikan secara alami adalah
pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan
hormon) di dalam wadah budidaya. Jenis
ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan secara alami di dalam wadah budidaya antara lain ikan Mas, ikan Nila, ikan Bandeng, ikan Kerapu, ikan Kakap, ikan Gurame, ikan Baung, dan ikan Lele.
Pemijahan
ikan secara semi intensif adalah pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi
proses ovulasinya
terjadi secara alamiah di kolam. Jenis ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan secara semi buatan antara lain ikan Bawal, ikan Lele,
ikan Kakap, dan ikan Kerapu. Pemijahan ikan
secara buatan adalah pemijahan ikan yang
terjadi dengan memberikan rangsangan
hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/ pengurutan.
Jenis ikan yang sudah dapat dilakukan
pemijahan secara buatan antara lain
ikan Patin, ikan Mas, dan ikan Lele.
Pemijahan
ikan gabus puncaknya adalah pada musim penghujan dan proses pemijahannya tidak
mengenal waktu.
Metode
serta proses pemijahan ikan gabus meliputi :
1.
Pengisian air bak pemijahan
-
Bak pemijahan diisi air setinggi 50-60 cm / 1/3 bagian dari tinggi bak
pemijahan.
-
Air didiamkan selama ± 1 hari
-
Air yang digunakan adalah air bersih (bebas dari kaporit)
2.
Penebaran induk ke bak pemijahan
- Induk diambil dari bak penampungan induk menggunakan seser / serok
secara hati – hati dan ditampung di wadah penampungan (sterefoam/ember)
- Penebaran dilakukan dengan cara memasukkan wadah penampungan yang berisi
induk ke dalam bak pemijahan. Wadah tersebut dimiringkan secara perlahan – lahan
hingga induk keluar dengan sendirinya.
- Penebaran induk ke dalam bak pemijahan dengan rasio jantan dan betina
1:1
3.
Pemberian substrat (kangkung atau tanaman air lainnya)
- Kangkung / tanaman air diberikan sebagai media (substrat) tempat memijah.
- Pemberian kangkung / tanaman air adalah 1/2 dari luasan bak pemijahan
- Kangkung / tanaman air ditata merata di permukaan air bak pemijahan.
- Kangkung / tanaman air ditata merata di permukaan air bak pemijahan.
- Fungsi pemberian kangkung / tanaman air adalah sebagai perangsang
pemijahan.
4.
Pengamatan induk yang memijah
- Induk akan mulai memijah secara massal ± 1-2 minggu setelah penebaran.
- Induk yang sudah matang gonad akan memilih pasangannya sendiri-sendiri.
- Sebelum memijah induk jantan mengejar dan menggiring induk betina untuk
mendapatkan perhatiannya.
- Setelah saling jodoh mereka langsung mencari tempat untuk memijah (spawning ground) dan melakukan
pemijahan.
- Pengamatan induk apakah sudah memijah dilakukan minimal 1 minggu setelah
penebaran.
- Pengamatan dilakukan dengan cara melihat keberadaan telur yang posisinya
mengambang di permukaan air bak pemijahan dan berwarna putih bening.
5.
Pemanenan / koleksi telur
- Telur diambil secara hati – hati dengan menggunakan scope net / seser
halus.
- Telur – telur tersebut dituang ke dalam bak / ember plastik yang telah
berisi air.
- Posisi telur biasanya bergerombol.
- Pemanenan dilakukan hati-hati agar telur tetap terjaga kualitasnya.
6.
Penanganan telur
- Telur terkoleksi yang ditempatkan pada bak / ember dibersihkan dari
jenis kotoran.
- Telur dipilih yang berkualitas baik. Telur yang baik dicirikan dengan
warnanya yang putih bening sedangkan telur yang berwarna putih keruh menandakan
kualitasnya jelek (tidak akan menetas)
- Pemisahanan serta pemindahan telur dari bak / ember penampungan telur ke
calon wadah penetasan dilakukan secara hati – hati.
anda butuh bibit : 0821 4306 5992
anda butuh bibit : 0821 4306 5992
@Dari_berbagai_sumber dan Pengalaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar