Sabtu, 30 April 2016

Budidaya dan Pemijahan Ikan Gabus Kutuk


https://www.youtube.com/watch?v=JDrS3tlA0-o





https://www.youtube.com/watch?v=Kl-udTSY15E


SELEKSI INDUK DAN PEMIJAHAN IKAN GABUS



1. Informasi Pokok

    a. Pengantar

Ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat saat, pada awalnya merupakan ikan-ikan liar yang mendiami perairan umum. Hal tersebut dapat dilakukan karena adanya upaya manusia dalam kegiatan manipulasi habitat sehingga dengan demikian ikan-ikan yang awalnya hanya dapat hidup, ditemui serta berkembang di perairan umum maka dapat dibiakkan di habitat yang dibuat secara sengaja oleh manusia.

Upaya pengadaan induk ikan yang memiliki kriteria sebagai induk introduksi, maka upaya pengadaan induk dari alam merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan untuk mengembangkan jenis ikan tersebut. Salah satu ikan yang dimaksud adalah ikan gabus.

Induk ikan gabus yang didapatkan dari alam terlebih dahulu didomestikasi, yaitu kegiatan penjinakan ikan. Maksudnya adalah kegiatan pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara mengambil dari alam kemudian dipelihara alam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan. Namun lebih mudah lagi jika induk yang akan digunakan untuk proses pembenihan adalah induk yang dihasilkan dari kegiatan budidaya.


b. Penetapan Seleksi Induk dan Pemijahan Ikan Gabus

1). Ciri-ciri dan Kriteria Induk Jantan dan Betina Yang Baik Dijelaskan

Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat menentukan keberhasilan produksi. Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh sehingga produktivitas usaha budi daya ikan optimal. Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudah dengan memperhatikan karakter fenotipenya atau dengan melakukan program breeding untuk meningkatkan nilai pemuliaan ikan budidaya. Induk ikan yang unggul akan menghasilkan benih ikan yang unggul.

Induk ikan yang unggul pada setiap kegiatan usaha budidaya ikan dapat berasal dari hasil budidaya atau menangkap ikan di alam. Karakteristik induk yang unggul untuk setiap jenis ikan sangat berbeda. Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pembudidaya ikan dalam melakukan seleksi induk agar tidak terjadi penurunan mutu induk antara lain sebagai berikut :

1.    Mengetahui asal usul induk.

2. Melakukan pencatatan data tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu pertama kali dilakukan    pemijahan sampai usia produktif.

3.    Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik.

4. Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi.

Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi.

Seleksi induk ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan. Oleh karena itu, dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan.

Tujuan dari pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana benih unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.

Produktivitas dalam budidaya ikan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu:  
  • Ekstensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil budi daya dengan memperluas lahan budi daya. 
  • Intensifikasi yaitu meningkatkan produktivitas hasil dengan meningkatkan hasil persatuan luas dengan melakukan manipulasi terhadap faktor internal dan eksternal.

Induk ikan gabus yang akan dipijahkan, harus dapat membedakan dari sisi jenis kelamin karena hal ini berhubungan erat dengan efektifitas kegiatan pemijahan. Ciri – ciri antara ikan gabus jantan dan betina tersaji pada tabel 1 berikut :



Tabel 1. Ciri – ciri induk ikan gabus jantan dan betina

No.
Jantan
Betina
1
Bentuk kepala lonjong
Bentuk kepala bulat
2
Warna tubuh lebih gelap
Warna tubuh terang
3
Lubang kelamin memerah
Perut membesar dan lembek
4
Bentuk tubuh langsing
Bentuk tubuh membulat dan lebih pendek
5
Pergerakan lebih gesit
Pergerakan lambat
6
Bila diurut akan keluar cairan putih
Bila diurut akan keluar telur

Sumber : Anonymous (2011)


 Kriteria ikan gabus yang disarankan untuk acuan induk atau kriteria sebagai induk antara lain :

1.     Memiliki organ tubuh yang lengkap

2.     Komposisi sisik utuh / tidak banyak yang lepas

3.     Warna cerah / tidak pucat ataupun kehitaman

4.     Sehat dan tidak ada luka di tubuhnya

5.     Baik jantan maupun betina minimal berumur 8 bulan (bila dari hasil budidaya sendiri)

7.     Pergerakan gesit



2). Karakteristik Induk Jantan dan Betina Yang Siap Pijah Dideskripsi



Untuk dapat melakukan pemijahan ikan pada beberapa jenis ikan budidaya maka harus memahami tentang tingkat kematangan gonad dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap kematangan gonad. Hal ini harus dipelajari karena tingkat kematangan  gonad  ikan  sangat mempengaruhi keberhasilan pemijahan ikan. Walaupun saat ini telah banyak diketemukan hormon-hormon perangsang pertumbuhan dan pematangan gonad, namun tetap saja membutuhkan waktu dalam proses pertumbuhan dan pematangannya.

Tingkat kematangan gonad ikan dapat dideteksi dengan melihat tanda-tanda morfologi dan fisiologi sel telur atau sel sperma. Tanda- tanda morfologis ikan matang gonad untuk ikan betina antara lain  gerakannya  lamban,  perut gembung, perut bila diraba terasa lunak, kulit kadang kelihatan memerah, kadang-kadang telur telah keluar pada lubang genital, lubang genital memerah.

Sedangkan tanda-tanda ikan jantan matang gonad secara morfologis
antara lain ikan lebih langsing dibanding ikan betina, gerakannya lincah, bila diurut kearah lubang genital cairan seperti susu akan keluar. Tanda-tanda sel sperma matang antara lain warna kental seperti susu/santan, organ sperma telah lengkap, motilitas tinggi, kenormalan lebih dari 90%.

Di samping kesehatan, kenormalan ikan merupakan unsur yang penting juga, karena faktor ini akan diturunkan kepada anaknya. Pada saat pemilihan induk ikan matang gonad usahakan induk ikan tidak stres. Jika induk ikan stres walaupun kematangan gonadnya sudah memenuhi, ikan tersebut biasanya tidak akan memijah. Jika demikian keadaannya pemijahan ikan bisa tertunda atau malah tidak jadi memijah, yang akhirnya telur ikan akan terserap kembali atau atresia.

Induk dinamakan siap pijah ( kawin ) apabila memiliki kriteria bahwa induk tersebut sudah matang gonad, baik induk jantan maupun induk betina. Apabila induk tersebut belum matang gonad dan dipersiapkan di bak pemijahan maka induk tersebut tidak akan bisa memijah bahkan akan terjadi perkelahian antara satu dengan yang lainnya.

Pemahaman terhadap kondisi induk ikan gabus yang benar – benar matang gonad sangatlah diperlukan. Untuk itulah dibutuhkan ketelitian dalam hal pengamatan kondisi kematangan gonadnya. Hal ini dimaksudkan agar proses pemijahan yang diharapkan lebih maksimal.

Karakteristik induk ikan gabus yang telah matang gonad dan siap untuk dipijahkan, yaitu :

1.    Jantan

-          Pergerakan lebih agresif

-          Bila diurut ke bagian anus maka akan mengeluarkan cairan putih

-          Lubang genital memerah dan membuka

2.    Betina

-          Perutnya membesar dan lembek

-          Posisi sisik agak membuka

-          Lubang genital memerah dan membuka





3). Metode dan Proses Pemijahan Ditentukan

Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan betina.
Dalam budi daya ikan teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan 3 macam
cara, yaitu :

1.    Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon).

2.    Pemijahan ikan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi  dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam.

3.    Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/ pengurutan.



Pemijahan ikan budidaya dapat dilakukan dengan cara tradisional, semi intensif ataupun intensif. Dengan melakukan pengembangbiakan ikan maka ketersediaan benih ikan secara kualitas dan  kuantitas  akan  memadai. Penyediaan benih ikan budidaya saat ini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara menangkap benih ikan dari alam (sungai, danau, laut, dan sebagainya)  atau  dengan  cara melakukan proses pemijahan ikan di dalam wadah budidaya.

Pemijahan ikan budidaya di dalam wadah budidaya dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu pemijahan ikan secara alami, pemijahan ikan secara semi buatan, dan pemijahan ikan secara buatan. Pemijahan ikan secara alami adalah pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon) di dalam wadah budidaya. Jenis ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan secara alami di dalam wadah budidaya antara lain ikan Mas, ikan Nila, ikan Bandeng, ikan Kerapu, ikan Kakap, ikan Gurame, ikan Baung, dan ikan Lele.

Pemijahan ikan secara semi intensif adalah pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan  gonad,  tetapi  proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam. Jenis ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan secara semi buatan antara lain ikan Bawal, ikan Lele, ikan Kakap, dan ikan Kerapu. Pemijahan ikan secara buatan adalah pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/ pengurutan. Jenis ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan secara buatan antara lain ikan Patin, ikan Mas, dan ikan Lele.

Pemijahan ikan gabus puncaknya adalah pada musim penghujan dan proses pemijahannya tidak mengenal waktu.

Metode serta proses pemijahan ikan gabus meliputi :

1.    Pengisian air bak pemijahan

-          Bak pemijahan diisi air setinggi 50-60 cm / 1/3 bagian dari tinggi bak pemijahan.

-          Air didiamkan selama ± 1 hari

-          Air yang digunakan adalah air bersih (bebas dari kaporit)

2.    Penebaran induk ke bak pemijahan

- Induk diambil dari bak penampungan induk menggunakan seser / serok secara hati – hati dan ditampung di wadah penampungan (sterefoam/ember)

- Penebaran dilakukan dengan cara memasukkan wadah penampungan yang berisi induk ke dalam bak pemijahan. Wadah tersebut dimiringkan secara perlahan – lahan hingga induk keluar dengan sendirinya.

- Penebaran induk ke dalam bak pemijahan dengan rasio jantan dan betina 1:1

3.    Pemberian substrat (kangkung atau tanaman air lainnya)

- Kangkung / tanaman air diberikan sebagai media (substrat) tempat memijah.

- Pemberian kangkung / tanaman air adalah 1/2 dari luasan bak pemijahan
- Kangkung / tanaman air ditata merata di permukaan air bak pemijahan.

-     Fungsi pemberian kangkung / tanaman air adalah sebagai perangsang pemijahan.




4.    Pengamatan induk yang memijah

-  Induk akan mulai memijah secara massal ± 1-2 minggu setelah penebaran.

-    Induk yang sudah matang gonad akan memilih pasangannya sendiri-sendiri.

-     Sebelum memijah induk jantan mengejar dan menggiring induk betina untuk mendapatkan perhatiannya.

-     Setelah saling jodoh mereka langsung mencari tempat untuk memijah (spawning ground) dan melakukan pemijahan.

-   Pengamatan induk apakah sudah memijah dilakukan minimal 1 minggu setelah penebaran.

- Pengamatan dilakukan dengan cara melihat keberadaan telur yang posisinya mengambang di permukaan air bak pemijahan dan berwarna putih bening.



5.    Pemanenan / koleksi telur

-   Telur diambil secara hati – hati dengan menggunakan scope net / seser halus.

-  Telur – telur tersebut dituang ke dalam bak / ember plastik yang telah berisi air.

-   Posisi telur biasanya bergerombol.

-   Pemanenan dilakukan hati-hati agar telur tetap terjaga kualitasnya.



6.    Penanganan telur

-    Telur terkoleksi yang ditempatkan pada bak / ember dibersihkan dari jenis kotoran.

-   Telur dipilih yang berkualitas baik. Telur yang baik dicirikan dengan warnanya yang putih bening sedangkan telur yang berwarna putih keruh menandakan kualitasnya jelek (tidak akan menetas)

-     Pemisahanan serta pemindahan telur dari bak / ember penampungan telur ke calon wadah penetasan dilakukan secara hati – hati.

anda butuh bibit : 0821 4306 5992
@Dari_berbagai_sumber dan Pengalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar